Diman, seorang akademisi psikologi dan konsultan bisnis yang sukses, hidup dengan bayangan masa lalunya yang rumit. Sejak masa SMA, ia menyimpan perasaan mendalam kepada teman sekelasnya, Mutia, namun tak pernah berani mengungkapkannya. Di sisi lain, ia menjalin hubungan yang semakin dekat dengan Wanda, teman lamanya yang kini mengungkapkan perasaannya kepada Diman. Sementara itu, di tengah kebingungannya, muncul Rani, rekan kerja setia yang selalu mendukungnya di saat-saat sulit. Hubungannya dengan Rani memberikan Diman tempat untuk berbagi, namun juga menambah kompleksitas situasi emosionalnya.

Meskipun Wanda selalu ada di sisinya dan Rani menjadi tempat pelariannya di tempat kerja, perasaan Diman terhadap Mutia masih begitu kuat, menciptakan konflik batin yang mendalam. Dalam perjalanan hidupnya sebagai konsultan bisnis yang sukses, Diman harus menghadapi dilema cinta yang rumit. Hubungan dengan Wanda mulai diuji saat Mutia kembali hadir di hidupnya, sementara kehadiran Rani semakin memperkuat keterikatannya pada kehidupannya saat ini.

Dengan teori-teori psikologi yang ia pelajari, seperti keterikatan emosional, disonansi kognitif, dan kecerdasan emosional, Diman merenungi situasi hidupnya. Namun, tidak ada jawaban yang mudah dalam menghadapi tiga wanita yang masing-masing memberikan warna berbeda dalam hidupnya. Dialog dengan mentor psikologisnya dan introspeksi mendalam membawa Diman ke persimpangan penting dalam hidupnya.

“Trilogi Psikologi Cinta” adalah kisah tentang cinta, keraguan, dan perjalanan seseorang dalam memahami perasaan-perasaannya melalui lensa ilmu psikologi. Akankah Diman mampu menemukan kedamaian dalam hatinya, ataukah ia akan terjebak dalam kebingungan antara cinta masa lalu, kenyamanan saat ini, dan persahabatan yang tak terduga?